Membersamaimu hanya dalam hitungan minggu
Merasakan detak keberadaanmu di perut ibu
Membuat satu duniaku berubah seketika
Harapan baru, mimpi baru, dan lucu angan-angan tentang dirimu
Keberadaanmu yang tidak disangka menjadi perekat
Bagi kami, calon ibu dan ayah baru
Membuat kami saling menggenggam lebih erat
Menggenggam lebih kuat
Dan menggenggam takdir lebih khidmat
Kami berbagi pelukan bahagia saat tahu bahwa kamu akan segera ada
Sayang, kami pun harus berbagi tangisan ketika kami sadar, kebersamaan kita tak bisa terajut lebih lama
Kehilanganmu yang sekejap mata
Membuat mata ayahmu yang memang sedari dahulu sendu bertambah layu
Malam-malam yang ia habiskan untuk menemani ibu terbaring di sebuah ruangan observasi
Duduk tertidur lelah di samping pembaringan
Tanpa kenyamanan, tanpa kehangatan yang layak
Sepanjang malam menggengam tangan ibu
Sepanjang malam berkawan dengan kegelisahan
Sesaat sebelum iya memintaku beristirahat, ia sempat berkata lirih seraya mengelusmu di perutku
Nak, kuat-kuatlah di perut ibu
Agar bisa kukader dirimu
Cita-citanya sedari dulu adalah menjadikan ramah tuturmu dan teguh hatimu
Seperti janjinya pada bapakku
Menyadari ketiadaanmu
Menjadikan ayahmu menamaimu, Elegi
Cerita kematian, kisah kehilangan
Dan ratapan dari kami yang kehilangan kesempatan menjadi ibu dan ayah baru
Sebuah kesedihan baru di sebandung asa yang kami pilin
Kesedihan
Ayahmu entah mengapa menyukai kesedihan
Katanya dengan kesedihan itulah ia mampu menertawakan hidup
Juga menantang hidup
Dan nyanyian kehilanganmu, akan menjadikan ia menjadi lebih kuat
Elegi
Kamu adalah kesedihan yang kami syukuri
Bisa jadi kesedihan yang paling ayahmu cintai
Kamu adalah pengingat bahwa kami pernah senang sempat memiliki dan bersyukur meski harus kehilangan
Kamu akan menjadi cerita di samudra sebandung asa
Cerita yang akan ku dongengkan kepada adikmu
Adikmu yang kini sedang bertumbuh di dalam rahimku
Kaka Elegi,
Salam kenal dan sayang dari Dede yang tengah aktif di dalam perut ibu. (DIR)
Bekasi, 25 Juni 2018
0 komentar:
Posting Komentar