Melihat Tekanan Lebih Mudah

12 April 2012 0 komentar


“Dea dan Hilda.. Saya harap minggu depan sudah selesai perhitungan strukturnya.. Karena saya akan pra jabatan di Depok selama 3,5 minggu dari tanggal 26 April sampai 19 Mei, sehingga kemungkinan tidak bisa melakukan asistensi.. Terimakasih”
( April 12 2012, 10:27 AM, Fr0m : Bu Fisca)

Sebuah pesan singkat dari dosen pembimbing struktur Tugas Akhir saya, masuk ke dalam inbox. Saya yang hari ini sedang bolos kuliah karena merasa kepala pusing setelah tadi malam sebelumnya mengalami insiden kecelakaan kecil jatuh dari tangga rumah langsung shock dibuatnya. Bagaimana tidak? Saya hanya punya waktu satu minggu untuk menyelesaikan perhitungan struktur yang merupakan bagian dari Tugas Akhir, dan saya belum sepenuhnya mengerti tahapan dari perhitungan yang akan saya kerjakan nanti. Ya, saya masih membutuhkan bimbingan dari dosen pembimbing saya yang baik hati tersebut. Namun sekarang? Saya terancam kehilangan waktu bimbingan dari beliau.

Harus bagaimana? Kapan ngerjainnya? Bisa ngga ya? Beberapa pertanyaan melintas di pikiran saya. Saya panik, saya kaget, dan kepala saya yang ketika itu sudah pusing terasa semakin pusing hinga seolah-olah akan meledak. Berlebihan? Jujur saya jawab, iya saya berlebihan.

Tugas Akhir adalah salah satu syarat yang harus saya selesaikan agar bisa lulus dari tempat dimana saya berkuliah sekarang. Saya sedang semester akhir dan seharusnya memfokuskan diri pada Tugas Akhir, namun akhir-akhir ini beberapa tugas kuliah datang bertubi-tubi menghampiri kehidupan saya sebagai mahasiswa. Antara Tugas Akhir dan tugas kuliah, semua minta untuk diperhatikan dengan penuh perhatian. Semuanya mebutuhkan waktu masing-masing yang berdurasi cukup panjang dan tidak bisa dilakukan bersamaan. Semuanya penting. Dan semuanya memiliki deadline yang berdekatan dan membuat saya cukup panik dibuatnya.

Segera saya mengirimkan teks kepada partner Tugas Akhir saya, Hilda Rahmadini.



Dea : Duh suram ginilah, lagi lieur tambah lieur hahahaha :(

Hilda : Ya, inilah hidup hehehe. Lebay

Dea : Hidup ini terlalu kejam untuk aku yg imut-imut ini, wuaaaaaaah *Bunuh diri

Hilda : Imut-imut kayak marmot, hahaha *loncatdaripasopatiajalagingetrend

Dea : Wuaah ini partner malah sama stressnyalah, makin putus asa meeeen *minum
teh botol 2 keranjang langsung

Percakapan dalam pesan singkat yang aneh. Sebenarnya, saya yakin bahwa kami berdua sama-sama merasakan ketakutan yang sama, dan sama-sama merasakan panik yang sama tentang bagaimanakah nasib Tugas Akhir kami nanti. Tetapi kami juga sama-sama menyadari betul bahwa tak ada gunanya tetap merawat kekhawatiran berlebih di hati, karena ini akan mudah mengundang keluhan kesah untuk datang dan membuat kami lupa bersyukur karena terlalu khidmat meratapi nasib. Oleh karena itu, kami berusaha membuat semua permasalahan kami menjadi lebih simple dan lebih mudah, salah satunya dengan bercanda. Saya yakin ini akan sangat membantu, dengan membuat semuanya tetap ceria, semuanya akan terlihat lebih mudah untuk mengambil hikmah dari bebagai tekanan yang tiba-tiba datang kepada kami, dua mahasiswa tingkat akhir. Bahwa, mungkin dengan dipaksanya kami mengerjakan tugas akhir karena kepergian pembimbing kami akan membuat kami menyelesaikan tugas akhir ini lebih cepat dari waktu yang disediakan.

Ya, inilah hidup. Seperti yang dikatakan partner saya, bahwa hidup memang sering memberikan kejutan, manis dan pahit, atau mungkin kadang-kadang asam. Sekarang tinggal bagaimana kita menanggapinya. Lagi-lgi bergantung oleh prinsip yang kita anut masing-masing. Seperti yang saya tulis pada tulisan saya sebelum ini yang berjudul “Mengganti dan Menambal Prinsip” bahwa "Hidup bukan untuk dilawan tetapi untuk di-kawan-i. Ketika kamu sudah berkawan dengan hidup, maka kamu akan mendapatkan celah untuk melakukan yang terbaik dari diri kamu yang terbaik dalam menghadapi hidup" Prinsip saya terasa sangat pas dalam kondisi saya saat ini.

Ketika saya berkawan dengan keterdesakan saya saat ini, menerima semuanya selapang yang saya bisa. Maka saya akan berpikir sepositif yang saya bisa pula dan kemudian akan mendapatkan celah untuk melewati semua deadline yang menyerang, dengan mengerjakan semuanya semampu yang saya bisa yang terbaik yang saya punya.

Jadi tunggu apa lagi? Setelah kamu berpikir positif, semua terlihat lebih simple dan mudah, maka Let’s action ! Semoga Allah mempermudah semuanya. Allahumma yasir wa laa tu’assir. Ya Alloh mudahkanlah jangan dipersulit. Semangat dan Selamat Bekerja Keras Dea dan Hilda ! :) (DIR)

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Dea Insani Ramadhan | TNB