Tidak semua keputusan dalam rumah tangga dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Entah itu tentang keputusan tinggal bersama atau berpisah sementara, entah tentang keputusan berkarir atau mengabdi untuk keluarga, entah pula tentang program memiliki anak segera atau sedikasihnya saja, bahkan sampai keputusan di mana, bagaimana kita tinggal, dan menjalani hari-hari.
Kita
tak perlu memaksa orang lain untuk menerima dan berhenti berkomentar
tentang apa-apa yang kita jalani, sebab diakui atau tidak, penilaian dan
komentar memang diciptakan bersamaan dengan setiap pengambilan
keputusan.
Yang kita perlu hanya percaya tanpa tapi, bahwa apa-apa yang kita ambil dalam menjalani bahtera ini merupakan keputusan terbaik yang didalamnya sudah melalui proses diskusi bersama, perenungan, dan pengucapan dalam bait-bait doa. Sehingga kita sudah selesai dari dalam bahtera kita sendiri, dan menjadi kuat bersama ketika keluar menghadapi angin komentar, badai cemooh, atau gelombang penilaian.
Kita sudah mesti selesai dari dalam bahtera kita sendiri. Sebab setelah semuanya selesai, akan ada kawan bernama kesyukuran yang mampu menjadi pelindung dari segala ketidakberdayaan mengendalikan penilaian dan penerimaan orang lain.
Sungguh, kita tak perlu memaksa orang lain untuk menerima dan berhenti berkomentar tentang apa-apa yang kita jalani, sebab kita sudah selesai dari dalam bahtera kita sendiri, sebab mereka masih riuh bertanya-tanya dan mempertanyakan, sedang kita sudah selesai dari dalam bahtera kita sendiri, tenggelam bersama kesyukuran.(DIR)
Bekasi, 16 Januari 2018
0 komentar:
Posting Komentar