Sehelai Uban Yang Ternyata Terlupakan

23 September 2010 0 komentar



Detik ini..
Aku!!
Diam terpaku akan waktu..
Kalah..
Dan mungkin hendak menyerah..
Akan sebuah kekuatan waktu..

Dan tibalah saat menjelang kekalahan..
Ketika waktu menamparku..
Sakit!!
Perih!!
Hanya sebagian kecil kesakitan ini..
Tapi..
Rentetan jarum kesadaran ini berjuta kali lipat perih memburu dada..

Jarum kesadaran..

Mengingatkanku akan sehelai uban miliknya..
Yang mengandung jutaan cinta dan kasih sayang untuk si Buntut ini..
Yang dengan angkuhnya telah ku acuhkan dan ku ingkari..

Sehelai uban yang lain..
Yang mengadung tetes pengobanan yang tak berhenti mengalir,untuk aku yang 19 tahun lalu hampir merebut nyawanya..
Namun dengan bodohnya hendak ku sia-siakan kehidupan yang dia perjuangkan dulu..

Sehelai uban yang bersembunyi..
Mengandung kotak rahasia air matanya,yang dia kunci rapat-rapat hanya untuk membuat si Cengeng ini tersenyum..
Namun dengan rakusnya, ku paksa dia untuk memecahkan kotak air mata itu..

Sehelai uban yang kini rapuh dan memutih..
Mengandung makna ketegaran, kekuatan, tanpa harus dia berteriak pada dunia,"Aku merindukan kekasihku"..
Dan aku,hanya menangis,mengeluh,meratapi kepergian kekasihnya..


Dan berhelai-helai uban lainnya yang ternyata benar benar terlupakan..
Yang mengandung makna yang tak akan pernah selesai ku urai..



Dan sekarang..
Untuk ribuan bahkan jutaan helai uban miliknya..
Untuk setiap makna di setiap helainya..
Hanya kumpulan getaran dari pita suara ini yang bisa ku pesembahkan..

Maafin Dea,Mah.. :-)

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Dea Insani Ramadhan | TNB