Bersetia

04 Juni 2015 0 komentar
Mengapa kau sedemikian keras kepala untuk bersetia?
Kukuh berjejak pada pijakan yang  ujarmu dialasi renjana
Di hadapanmu baur ketidakpastian menebal tiap kali aku menengokmu disana
Namun tak kulihat kau beranjak bahkan barang sedepa

Kau masih saja keras kepala untuk bersetia

Bersetia itu mahal harganya
Terbatas pada mereka yang berharta keyakinan
Telah ku khatamkan jeda dan sangkala sakadar untuk mengusung renungan perihal bersetia
Sampai pada puncak kulminasi logika dan hati bertatap pada satu muara
Aku ingin tetap berjejak pada pijakan ini yang pernah ku katakan padamu dialasi renjana

Aku hanya ingin keras kepala untuk bersetia

Ah, kau memang benar-benar bebal, setiawati
Ya  tak apa, jika ujungnya aku akan mendapatkan setiawan (DIR)


Ilustrasi: Dokumen Pribadi

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Dea Insani Ramadhan | TNB