Mengapa kau sedemikian keras kepala untuk bersetia?
Kukuh berjejak pada pijakan yang ujarmu dialasi renjana
Di hadapanmu baur ketidakpastian menebal tiap kali aku
menengokmu disana
Namun tak kulihat kau beranjak bahkan barang sedepa
Kau masih saja keras kepala untuk bersetia
Bersetia itu mahal harganya
Terbatas pada mereka yang berharta keyakinan
Telah ku khatamkan jeda dan sangkala sakadar untuk mengusung
renungan perihal bersetia
Sampai pada puncak kulminasi logika dan hati bertatap pada
satu muara
Aku ingin tetap berjejak pada pijakan ini yang pernah ku
katakan padamu dialasi renjana
Aku hanya ingin keras kepala untuk bersetia
Ah, kau memang benar-benar bebal, setiawati
Ya tak apa,
jika ujungnya aku akan mendapatkan setiawan (DIR)
Ilustrasi: Dokumen Pribadi
0 komentar:
Posting Komentar