Nikmat Allah yang Manakah yang Harus Saya Dustakan?

30 Maret 2012 0 komentar


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Terima kasih atas kesempatan hidup 21 tahun ini. I know You are my tremendous life 'contractor' ! Bahwa perjalanan hidup ini memang lah tidak selalu berjalan mulus dan lurus, tetapi selalu ada jalan berkelok dan berliku yang melengkapi. Namun, saya tahu pasti, bahwa Engkau adalah kontraktor sempurna yang menyimpan kesempurnaan tiada banding. Menciptakan jalan berkelok dan berliku di antara jalan lurus dan mulus untuk menghindari kelengahan dan rasa kantuk. Menciptakan jalan mulus dan lurus untuk menyadarkan adanya kenyamanan. I can't ignore my self that Youa are extremely PERFECT !.



"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Berkali-kali ayat di atas diulang-ulang pada QS. Ar Rahman (Surat ke-55). Maka sungguh saya melakukan dosa bila saya menjadi orang yang kurang bersyukur dan mendustakan nikmat Allah yang sungguh tak terhitung. Termasuk nikmat umur 21 tahun dan nikmat hidup menjadi orang hidup yang diakui keberadaannya.

Saya menyadari betul, bahwa salah satu kebutuhan manusia normal yang hidup adalah dianggap dan Alhamdulliah saya merasakan betapa indahnya hidup karena kita dianggap ada.

Ya. Terimakasih kepada orang spesial di sekeliling saya yang selalu menganganggap keberdaan saya.

Keluarga sederhana yang didalamnya terdapat kekayaan batin yang luar biasa. Tentang kebersamaan yang mungkin terpisahkan jarak, waktu, bahkan alam yang berbeda, tetapi tetap meyakini kebersamaan full team dalam hati masing-masing.
















Partner sederhana yang juga meberikan kekayaan warna hidup. Tentang diskusi-diskusi kecil yang sering kita lakukan yang tanpa disadari memberikan kita pelajaran hidup bahwa hidup bukan untuk dilawan tapi harus di-kawan-i.





Wanita-wanita sederhana yang berproses agar menjadi wanita yang memiliki kekayaan hati. Tentang perhatian, nyanyian, kebersamaan, dan keindahan sebuah ikatan. Mengatakan bahwa setiap orang punya jalannya masing-masing dan berjalan dengan kaki masing-masing, tetapi mebutuhkan kaki orang orang lain untuk bertumpu ketika kaki kita terluka.





Teman-teman kuliah sederhana yang memberikan kekayaan canda. Tentang hidup yang tidak selalu :( tetapi harus :), maka selagi bisa tertawa dan bercanda untuk apa bermuram durja?



Teman-teman putih abu sederhana yang memeberikan kekayaan ilmu yang luar biasa. Tentang ilmu yang ternyata menyimpan sejuta kekuatan yang bisa mengubah hidup. Belajarlah !



Teman-teman kecil sederhana yang menyimpan kekayaan kenangan. Tentang hidup yang bergerak maju bukan mundur, tentang perubahan yang setia menghadang, dan tentang kenangan-kenangan yang memiliki tempat khusus di hati masing-masing.







Ya inilah hidup saya yang sederhana dan berusaha tetap sederhana ditengah kekayaan hidup yang membuat terlena. Sungguh tak ada niat yang terlintas dalam hati dan pikiran untuk sombong tentang segala hal yang saya miliki sekarang ini karena saya ingin tetap sederhana namun penuh makna. Saya hanya ingin meyakinkan diri saya sendiri bahwa ditengah kesederhanaan ini, nikmat Allah yang manakah yang harus saya dustakan? (DIR)

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Dea Insani Ramadhan | TNB