Wanita Perayu dan Pria Baik Hati

28 Mei 2012 0 komentar
"Sayang, aku matu tas itu!" ujar seorang wanita yang saya taksir masih berumur sekitar 24 tahun kepada seorang pria yang sedang asyik memainkan gadget-nya tak jauh dari tempat dimana wanita tadi berdiri.

"Tas yang mana?" pria tersebut sejenak berpaling dari akitivitas yang sedari tadi dilakukannya demi melihat tas yang ditunjuk oleh wanita yang saya perkirakan adalah pacarnya.

"Tas yang ini, sayang. Baguskan?" wanita tersebut segera memberikan tas berwarna coklat dengan beberapa variasi berwarna putih yang dia ambil dari etalase toko kepada kekasihnya.

"Loh? Bukannya kemaren baru beli tas ya?" ujar si pria seraya mengambil tas yang disodorkan kepadanya. Beberapa lama kemudian dia sibuk membalik-balikan tas tersebut.

Saya yang duduk tak jauh dari lokasi kedua pasangan wanita dan pria tersebut, sembunyi-sembunyi memperhatikan dan berusaha mendengarkan percakan mereka. Bukan hal yang sopan dilakukan memang, tapi tak tahu kenapa saya merasa begitu tertarik dengan percakan mereka. Mohon ketidaksopanan saya agar tidak ditiru.

"Aku mau tas yang ini, sayang," si wanita mendekati si pria seraya menggapai tangan si pria tersebut dengan wajah manja, memelas, dan manyun.

"Wanita ini sedang mengeluarkan jurus rayuannya," gumam saya dalam hati.

"Tas ini mirip banget sama yang kita beli kemaren loh, yang," kemudian si pria memberikan tas tersebut kepada si wanita.

"Tapi aku mau tas ini!" mata si wanita mulai berkaca-kaca sambil memeluk tas pilihannya erat-erat.

Saya jadi teringat wajah tokoh kartun Sinchan bila sedang meminta sesuatu kepada Mamah Misae. Matanya seolah-olah bersinar, wajahnya memancarkan kepolosan yang membuat setiap orang yang melihatnya menjadi iba. Ya, mirip sekali dengan wajah wanita tersebut.

"Beneran mau banget ya? Yaudah, kita beli ya tasnya," si pria tersenyum kemudian mengusap-usap rambut si wanita. Senyum lebar dan bahagia tersungging di bibir si wanita.

Akhirnya rayuannya berhasil. Saya ikut tersenyum melihat senyum wanita itu. Sampai adegan rayu-merayu tersebut selesai, saya masih belum tahu kenapa saya begitu tertarik dengan adegan tersebut. Saya merasakan ada sikap yang salah, baik dari sikap wanitanya maupun dari prianya. Namun terkandung kebaikan di dalamnya. Satu hal yang paling pasti adalah mendengarkan pembicaraan orang lain sangatlah tidak baik dan jangan ditiru. Semoga wanita perayu dan pria baik hati itu memaafkan saya dan mengikhlaskan pembicaraan mereka saya dengar. (DIR)

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Dea Insani Ramadhan | TNB