Satu hari di bulan Maret, sebuah pesan masuk diterima telpon genggam. Berderailah air mata, usai membacanya.
Bapak, aku adalah orang yang selalu putrimu ceritakan
Akulah tempat ia berteduh kala matahari terlampau sengit memancarkan rimanya
Aku juga angin yang membawanya menyentuh puncak-puncak cemara
Ia seringkali membalasnya dengan mengirimiku simpul senyum yang dibungkus daun rindu
Bapak..
Putrimu begitu manis saat ia sedang tertawa.
Padahal aku cuma menjejalinya lawakan-lawakan murahan yang mungkin juga sering kau dengar di warung-warung kopi
Namun, ia sungguh tampak senang dan katanya dengan itu pula ia jatuh cinta padaku
Maaf, Bapak..
Sebelum terlalu jauh menyoal aku dan putrimu
Aku ingin kau mendengar beberapa klaim tentangku
Pertama, aku tak punya apa-apa untuk membuatkan istana di sebilah petak bagi putrimu
Apalagi pedati buatnya beranjak belanja ke pasar
Aku cuma seorang anak, Bapak
Anak dari seorang Ibu yang pada mulutnya selalu terucap doa
Itu saja
Jika kau mengizinkan anakmu untuk kubawa
Aku berjanji akan memeras darah hingga ke tulang-tulangnya
Akan kujadikan anak-anak kami menjadi orang-orang yang ramah
Ramah tuturnya, teguh hatinya
Bapak, aku cuma kelana
Dari satu gubuk ke lain singgasana
(Maret 2016, Chandra Egy Setiawan)
Dokumentasi: Pribadi
Papap, di mana pun Papap berada, semoga Papap bisa membaca dan merestui sebuah ketulusan yang ia curahkan untuk aku, putri kecilmu yang sebentar lagi akan menjadi seorang istri. (DIR)
1 komentar:
semangat kak untuk hidupnya dan terus berjuang.
ooo iya kak kalau ingin tahu tentang cara membuat website gratis yukk disini saja.. terimakasih
Posting Komentar